Selasa, 22 Oktober 2013

Peluang Singkong



Setiap tahun kebutuhan pangan manusia semakin meningkat dikarenakan jumlah penduduk yang selalu bertambah banyak setiap tahun. Pemerintah Indonesia sekarang mulai memperlakukan konversi dari beras ke makanan lain seperti jagung, ubi-ubian, bahkan singkong. Singkong dari dulu dibutuhkan oleh manusia selain dikonsumsi seperti biasa seperti digoreng, direbus, atau dibakar, juga bisa diolah menjadi jajanan seperti getuk, tape, atau bubur cenel. Singkong sekarang juga dapat dibuat olahan lain seperti, tepung tapioka, tepung mokaf, campuran indomie, saos, pemanis buatan bahkan yang terbaru adalah membuat bionergi berupa etanol dari bahan dasar singkong. Ini merupakan alasan kenapa singkong bisa lebih dikembangkan lagi bahkan dapat dijadikan sumber penghasilan, dan tidak menutup kemungkinan singkong bisa menjadi sumber bisnis yang menjanjikan. Namun kenyataannya pada tahun 2012 kemaren Pemerintah Indonesia masih impor berbagai macam komuditas termasuk singkong, yaitu sebanyak 32 milyar. Nah mungkin ini adalah peluang bisnis dimana kebutuhan di dalam negeri masih sangat besar dan belum terpenuhi.(http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1936649/kadin-kok-masih-imporsingkong#.USwkGzdCKhm)
Semua ini dikarenakan kurangnya ilmu pengetahuan dan teknologi oleh para petani singkong. Rata-rata petani singkong di Indonesia menghasilkan 10-20 ton per ha. Padahal hakekatnya menanam singkong bisa mencapai 30-100 ton per ha jika ditanam dengan teknologi baru dan ilmu tanam yang modern. Oleh karena itu kami mencoba mengembangkan teknologi tanam singkong dan pengolahan turunannya, supaya hasil panen per ha bisa meningkat, dan nantinya petani bisa mencontoh sehingga kesejahteraan petani meningkat dan kebutuhan singkong dalam negeri terpenuhi.